Welcome to My Blog

Senin, 25 Oktober 2010

Pemuda dan sosialisasi

Pemuda dan identitas

Sebelum membahas topik ini, saya akan sedikit memberi pengertian mengenai makna identitas itu sendiri. Identitas adalah ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang melekat pada seseorang, yang membuat dirinya berbeda dari yang lain. Dalam lingkungan masyarakat, pemuda memiliki identitas yang sangat berperan penting sebagai penerus kemajuan dan pembangunan bangsa. Pendapat ini diperkuat, karena pemuda memiliki keaktifan yang lebih dominan dari pada para pendahulunya. Sejarah membuktikan bahwa pemudalah yang selalu mempelopori segala aspek perubahan yang terjadi, seperti sumpah pemuda, Proklamasi, pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan turunnya mantan presiden Alm. Soeharto dari singgasana kepresidenannya. Dalam masyarakat, par· <* pemuda memiliki kewajiban sebagai berikut:

Fspan>Memiliki keberanian dan keterbukaan dalam menyerap gagasan-gagasan baru

· Memiliki jiwa inovatif dan kreativitas yang tinggi

· Tegas, adil, dan bijaksana dalam mengambil keputusan

· Bersikap mandiri dan semangat dalam pengabdiannya

· Memiliki pemikiran yang dewasa dan dinamis/berkembang

· Mau menerima masukan dari orang lain

Semua warga individu akan mengalami proses sosialisasi dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah masyarakat, tanpa kecuali, serta mengikuti norma-norma yang berlaku disekitarnya. Semua hal ini tidak datang begitu saja, namun melalui berbagai media yang ada di sekitarnya, baik melalui internal(keluarga), maupun eksternal(masyarakat). Menurut pendapat berbagai ahli, pemuda merupakan suatu kelompok yang memiliki pendapat/aspirasi tersendiri, yang berbeda dari masyarakat pada umunya, sehingga akan muncul suatu persoalan-persoalan, dan kecemasan dari pihak pemuda, karena tidak dapat mewujudkan keinginannya, lalu timbul berbagai macam konflik dalam berbagai bentuk prosesnya. Sehingga, di saat inilah pemuda mulai berpikir untuk memnentukan identitas diri mereka.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, tidak semua pemuda memiliki semangat juang yang positif, seperti halnya penggunaan narkoba, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, serta seks bebas yang kian marak terjadi. Maka dari itu, diperlukan juga bantuan dari pihak yang terdahulu, untuk membina kaum pemuda yang telah jauh terjerumus ke dalam kehidupan yang negatif, agar dapat menyalurkan tenaganya untuk hal-hal yang jauh lebih positif dari sebelumnya. Karena tanpa pemuda, bangsa ini akan kehilangan para pemimpin di masa depan, dan kehancuran pun akan semakin dekat. Secara puitis, W.S.Rendra membahasakan hal ini sebagai berikut: “Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Beberapa hal yang dapat menyebabkan para pemuda salah dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut:

· Lemahnya keberanian untuk mengambil resiko

· Hilangnya semangat hidup dan sering berpikir pesimis

· Kurangnya perhatian dari masyarakat sekitar terhadap diri pemuda

· Hilangnya jiwa patriotisme dan nasionalisme, dan munculnya kehidupan yang kebarat-baratan

· Kurang kepastiannya masa depan yang akn dihadapi

· Meningkatnya kenakalan remaja dan pergaulan bebas.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan, bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat, pemuda memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan bangsa. Di lain tempat, posisi kedudukan golongan terdahulunya pun memiliki peranan yang penting dalam melakukan pembinaan yang intensif terhadap para pemuda, terutama pembinaan moral, agar pemuda memiliki rasa tanggung jawab untuk membangun, serta bertujuan untuk kemakmuran rakyat, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, hal ini dilakukan karena mereka memiliki pengalaman hidup dan sosialisasi yang lebih luas dari para pemuda, sehingga dapat menjadi titik acuan para pemuda agar berpikir dahulu sebelum bertindak.

Kamis, 21 Oktober 2010

Individu, keluarga, dan Masyarakat


FUNGSI KELUARGA

Sebelum membahas fungsi dari keluarga, ada baiknya kita mengetahui apa definisi dari kata ‘keluarga’ itu sendiri. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “kulawarga”, yang berarti “anggota” atau “kelompok kerabat”. Keluarga adalah suatu institusi terkecil dalam masyarakat, dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu dan memenuhi struktur keluarga, yang memiliki ciri-ciri:

· Terorganisir, saling berhubungan, dan saling ketergantungan antara anggota keluarga.

· Ada keterbatasan. Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga memiliki batasan-batasan dalam melakukan fungsi dan tugasnya masing-masing.

· Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga memiliki peranan dan fungsinya masing-masing.

Menurut Effendi (1998), keluarga memiliki beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh masing-masing anggota, antara lain:

1. Fungsi Biologis:

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat setiap anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis:

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian setiap anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi:

a. Membina sosialisasi pada anak

b. Membentuk norma-norma tingkah laku, sesuai dengan perkembangan anak

c. Meneruskan nilai-nilai budaya

4. Fungsi Ekonomi:

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

5. Fungsi Pendidikan:

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Keluarga memiliki dampak yang sangat besar terhadap pembentukan perilaku seorang individu, serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak, karena melalui keluarga, anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, dan kecenderungan tingkah laku mereka. Keluarga juga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan merupakan awal dari struktur kepribadian. Jika seseorang mendapatkan perilaku yang baik di dalam keluarganya, ia pun akan menerapkan perilaku tersebut di dalam masyarakat, dan begitu pun sebaliknya. Maka, keluarga sangat berperan penting dalam menentukan perilaku dan jati diri seorang individu, karena setiap individu akan banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga, dibanding dengan orang lain. Menurut Salvicion dan Cells (1998), di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dihiidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan, serta mempertahankan suatu kebudayaan. Maka, ada baiknya kita dapat mensyukuri segala nikmat yang telah kita dapat selama ini, karena tanpa adanya keluarga, akan sulit bagi kita untuk menentukan jati diri yang akan dijadikan sebagai kepribadian diri.