Welcome to My Blog

Kamis, 26 Mei 2011

Manusia dan Kegelisahan

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Dalam kehidupan ini, manusia pasti pernah mengalami kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak senang, tidak sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Sedangkan kita dapat mengetahui tanda-tanda bahwa seseorang mengalami ketegangan adalah dari tingkah lakunya. Tingkah laku yang bagaimana? Pada umumnya, seseorang yang sedang tegang melakukan hal- hal yang tidak biasa dia lakukan seperti berjalan mondar-mandir, duduk termenung sambil memegang kepalanya dan berbagai hal lain yang mungkin dapat membingungkan orang yang melihatnya.

"Sigmon Freud", seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kecemasan neoritik dan kecemasan moril.


A. Kecemasan tentang kenyataan ( objektif )


Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya. Sebagai contoh, ketika seorang wanita mengalami kejadian penjambretan ketika ia sedang berjalan di suatu wilayah tertentu. Ketika wanita tersebut diajak kembali ke tempat tersebut ia akan menjadi gelisah karena takut hal tersebut akan terulang lagi padanya.


B. Kecemasan Neoritis


Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal yang dibayangaknnya atau takut akan dirinya sendiri, sehingga ia menekan egonya. Kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan. Sebagai contohnya ayah dinar akan dipindahkan ke kota lain dan mereka sekeluarga harus pindah ke kota tersebut. kecemasan neoritis dinarpun memuncak ketika ayahnya membicarakan hal tersebut kepadanya. Dinar membayangkan bahwa hidupnya di daerah tersebut akan tidak sebahagia di tempat yang ia tinggali sekarang karena kota baru tempat dimana ayahnya akan dipindahkan tersebut terletak di suatu daerah yang terpencil yang jauh dari tempat hiburan, dimana dinar sudah terbiasa untuk tinggal di kota besar yang banyak tempat hiburannya. Hal tersebut merupakan sebuah contoh dari kecemasan Neoritis.


C. Kecemasan moril


Kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah, rasa kurang, cinta, rasa iri, benci, dan dendam, merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena itu alasan untuk iri, benci, dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji bahkan mengakibatkan manusia merasa khawatir, takut,cemas,gelisah dan putus asa.

PENYEBAB KEGELISAHAN


Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.

Contohnya:
Beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang gempa dengan daya rusak yang setara dengan bom hiroshima pada waktu tertentu. Ketika mereka mendengar berita tersebut, mereka langsung panik dan melakukan persiapan untuk mengamankan barang-barang miliknya atau membuat tenda di depan rumah dan menjudge bahwa berita tersebut benar adanya. Padahal kalau kita telaah secara mendalam, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan dimana gempa itu akan terjadi. Hal tersebut dapat terjadi karena mereka takut kehilangan beberapa haknya seperti hak untuk hidup, hak untuk mendapat perlindungan, dan lain lain.


CARA MENGATASI KEGELISAHAN


Cara mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada tuhan.


KETERASINGAN


Keterasingan berasal dari kata terasing, berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Sehingga, kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

**Catatan:

Kegelisahan tidak dapat diatasi tanpa adanya kemauan untuk mendapatkan ketenangan dari diri sendiri, dan satu cara yang paling ampuh untuk mendapatkan ketenangan adalah dengan berpasrah diri kepada Allah swt, serta mau menerima dengan ikhlas segala hal yang ia berikan, tanpa mengeluh terhadap segalanya. “Ikhlas bukanlah perasaan, namun Ikhlas merupakan tindakan..”


Reference:

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1993679-manusia-dan-kegelisahan/#ixzz1NSI2dCGS

Manusia dan Tanggung jawab serta Pengabdian


MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

SERTA

PENGABDIAN

“Hidup ini merupakan sebuah permainan”, inilah kalimat yang sering terucap dari mulut orang banyak, namun hal ini merupakan sebuah kebenaran jika kita teliti lebih jauh, karena dalam sebuah permainan tentunya kita akan dihadapai oleh banyak masalah dan rintangan, hal ini menuntut kita untuk dapat menyelesaikannya dengan solusi terbaik yang berasal dari keputusan yang kita buat, lalu jika kita mampu menyelesaikan suatu masalah dengan baik, maka kita akan dihadapkan dengan masalah-masalah yang lebih kompleks dan rumit pada level selanjutnya, hal ini juga lah yang kita hadapi di dunia nyata, jika kita tak mampu mengimbangi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan ini, tentu hidup yang kita jalani ini pun takkan indah dan berhasil seperti yang lain, dalam kata lain kita adalah seorang pecundang yang kalah dalam menghadapi suatu masalah.

Tak banyak orang yang mampu menjalani kehidupan ini dengan mengikuti peraturan-peraturan yang telah dibuat, banyak diantara mereka yang sengaja mengambil jalan pintas untuk mencapai kesuksesan sementara, seperti dalam permainan, banyak orang yang tidak sportif dalam mengikuti peraturan yang ada dengan menggunakan cheat. Hal tersebut menimbulkan suatu masalah yang menghambat seseorang dalam mencapai kesuksesan hidup, dan memaksa mereka untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka buat. Hal ini pun memberikan pilihan bagi mereka untuk mengambil keputusan, apakah mereka memiliki jiwa yang besar dan bersedia untuk bertanggung jawab atas masalah yang mereka buat (masalah tidak akan datang dengan sendirinya jika tidak ada tindakan dari manusia), atau melempar tanggung jawab mereka kepada orang lain (lempar batu sembunyi tangan), yang tentunya akan membangun masalah baru bagi mereka. Namun, banyak orang memilih pilihan yang kedua, karena memang lebih mudah menggeser tanggung jawabnya, daripada berdiri dengan berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, “Ini tanggung jawab saya!”.

Banyak kejadian di negara kita ini, yang disebabkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, malah sering dimenangkan atau diberikan bantuan berlebihan oleh lingkungannya dengan sangat tidak masuk akal. Sungguh sangat menyedihkan. Di masa kini, kita memiliki banyak orang yang mengelak bertanggung jawab; karena mereka ini mendapatkan keuntungan dari sikapnya itu. Dan gilanya, “lepas tanggung jawab” itu sering didukung oleh lingkungan dekatnya, teman-temannya, anak buahnya, atasannya, anak kandungnya, bahkan didukung oleh istri atau suaminya. Anda bisa lihat, misalnya, korupsi, dan manipulasi. Sebagian besar orang-orang di lingkungan dekatnya pasti mendukungnya, karena mereka semua pasti ikut merasakan hasil-hasil dari korupsi atau manipulasi itu. Apakah dunia kita ini sudah dekat dengan kiamat?

Cobalah kita pahami, kalimat mulia berkaitan dengan tanggung jawab, di bawah ini:

“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu”. (Al-Hadits, Shahih Bukhari – Muslim)

“Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab hari esok dengan menghindarinya pada hari ini”. (Abraham Lincoln)

Macam-macam Tanggung Jawab

1. Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memeyahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi.

Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.

- Contoh :

Apabila kita berjanji kepada diri sendiri untuk merubah tingkah laku kita yang buruk, kita harus menepati janji tersebut, karena dengan menepati janji tersebut berarti kita bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

2. Tanggung Jawab terhadap Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, isteri, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

- Contoh :

Sebagai kepala keluarga, seorang ayah harus bertanggung jawab kepada keluarganya untuk memberi nafkah. Selain itu seorang ayah juga harus bertanggung jawab untuk membimbing keluarganya.

3. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

- Contoh :

Seorang ketua RT/RW harus bertanggung jawab kepada warganya. Apabila terjadi perselisihan antar-warga, harus cepat ditangani dan jangan lepas tangan atas kejadian yang terjadi dalam masyarakat.

4. Tanggung Jawab terhadap Bangsa dan Negara

Manusia pasti hidup ditengah-tengah suatu Negara. Dan tentunya anggota masyarakatnya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam Negara tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada bangsa dan negara.

- Contoh :

Sebagai masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab, kita seharusnya dapat membayar pajak tepat waktu. Karena uang pajak juga untuk perkembangan pembangunan di Indonesia, dan tentunya hasilnya pun untuk masyarakat Indonesia juga yang menikmati.

5. Tanggung Jawab terhadap Tuhan

Manusia diciptakan oleh Tuhan pasti didasari dengan rasa tanggung jawab, dan manusia dituntut untuk tahu mana yang benar dan mana yang salah atas perbuatannya. Selain itu, manusia juga harus menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

- Contoh :

Setiap umat islam harus beranggung jawab dengan agamanya dengan menjalankan perintah-peintah Allah SWT, seperti shalat 5 waktu, mengaji, berpuasa, dan kegiatan agama lainnya.

รจ Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja Pengabdian kepada agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para biarawan dan biarawati.

Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang terjun diladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka meninggalakan keluarga dan tidak akan berkeluarga. Pengabdian terhadap negara dan bangsa yang juga menyolok antara lain dilakukan oleh pegawai negri yang bertugas menjaga mercu suar di pulau yang terpencil. Mereka bersama keluarganya hidup terpencil dari masyarakat ramai. Sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut tidak pernah berhenti, apalagi bila terjadi badai. Mereka bersunyi diri dalam pengabdian diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat dirasakan oleh pegawai negri dikota tidak dapat dirasakan, mungkin sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti.

Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan atau tanda jasa dari negara yang bersangkutan.

**Catatan :

Ikutilah permainan dalam kehidupan ini sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ada, dan selesaikanlah setiap masalah dengan tanggung jawabmu sendiri tanpa berpangku tangan terhadap orang lain, karena itu merupakan suatu pengabdian diri (rasa tanggung jawab) terhadap kehidupan ini. “Setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, dan bukanlah ciri seorang pemimpin jika menghindar dari tanggung jawab”.

References:

1. http://wuryanano.wordpress.com/2007/10/27/memahami-tanggung-jawab/

2. E-books The University of Gunadarma