Welcome to My Blog

Rabu, 23 Februari 2011

Manusia dan Cinta kasih

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Cinta. Mayoritas manusia lebih mengartikan kata cinta kepada lawan jenis sebayanya, namun hal ini merupakan sebuah kesalahan yang besar karena cinta merupakan suatu perasaan yang umum, yang dapat dirasakan setiap makhluk hidup, dan bukan hanya manusia yang dapat merasakannya. Setiap makhluk hidup mulai merasakan perasaan cinta kasih sejak terlahir di dunia ini, bahkan walaupun masih di dalam kandungan. Berdasarkan arah pandanganya, cinta kasih manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Cinta kasih secara vertikal yaitu meliputi cinta kasih terhadap Tuhan sebagai sang pencipta, termasuk apapun yang berhubungan langsung dengan Tuhan itu sendiri. Seperti Cinta kasih terhadap Agama, Nabi, KitabSuci, Malaikat, dan lainnya.
  2. Cinta kasih secara horisontal yaitu meliputi cinta kasih terhadap lingkungannya. seperti Cinta kasih terhadap antar sesama Manusia, Alam, Hewan dan Tumbuhan.

Menurut saya, perasaan cinta dapat mengalahkan segala hal yang ada, baik berupa masalah yang kecil maupun masalah besar, seperti yang telah disebutkan banyak orang “The Power of Love is Never Die”. Berbicara mengenai logika dan perasaan, seakan-akan kedua hal tersebut tidak ada hubungannya satu sama lain, logika yang berasal dari otak dan perasaan yang berasal dari hati, namun cinta kasih tidak akan dapat muncul dengan baik tanpa adanya peran serta kedua hal tersebut, otak yang berperan penting sebagai pengatur dan pemerintah seluruh fungsi organ tubuh termasuk hati, dan hati yang mengatur setiap perasaan yang masuk ke dalam diri seseorang yang tentunya telah disaring dengan baik oleh otak, sehingga telah terlihat jelas korelasi antara kedua bagian tubuh tersebut, meski terkadang kekuatan cinta kasih dapat melewati batas akal pikiran manusia. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:


1. Knowledge pengenalan)
2. Responsibilty (tanggung jawab)
3. Care (perhatian)
4. Respect (saling menghormati)


Cinta berada di seluruh kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Para pakar telah mendefinisikan istilah ini yang pengertiannya sangat rumit. Antara lain mereka membedakan cinta terhadap sesama manusia dan yang terkait dengannya menjadi:

1. Cinta terhadap keluarga

2. Cinta terhadap teman-teman, atau philia

3. Cinta yang romantis atau juga disebut asmara

4. Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros

5. Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape

6. Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisme

7. Cinta akan sebuah konsep tertentu

8. Cinta akan negaranya atau patriotisme

9. Cinta akan bangsa atau nasionalisme

Cinta antar pribadi manusia menunjuk kepada cinta antara manusia yang memiliki beberapa aspek pribadi, yaitu:

Þ Afeksi: menghargai orang lain

Þ Ikatan: memuaskan kebutuhan emosi dasar

Þ Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain

Þ Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan

Þ Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta

Þ Keintiman emosional: berbagia emosi dan rasa

Þ Kinship: ikatan keluarga

Þ Passion: nafsu seksual

Þ Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain

Þ Self-interest: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi

Þ Service: keinginan untuk membantu

Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobby yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.

Maka dari itu, perasaan cinta kasih merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini, tanpa perasaan cinta, setiap makhluk hidup akan merasa acuh tak acuh satu sama lain, bahkan akan muncul banyak pertikaian dan kehancuran dimana-mana. Jadi, syukurilah kehidupan diri kita saat ini, karena kehidupan merupakan sesuatu yang mahal harganya dan nilainya tidak dapat dibandingkan dengan apapun, sehingga tak ada satupun manusia yang miskin di dunia selama perasaan cinta kasih masih tetap abadi dalam kehidupan ini.

:)








Referensi:

1. http://thefreedomideas.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-cinta-kasih.html

2. http://yurizone.wordpress.com/2010/04/02/manusia-dan-cinta-kasih/

Selasa, 22 Februari 2011

MANUSIA dan KEBUDAYAAN

MANUSIA dan KEBUDAYAAN

Manusia. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk individu yang terlahir dengan memiliki unsur rohani dan jasmani, fisik dan psikis, serta raga dan jiwa. Seseorang dapat dikatakan sebagai makhluk individu, saat semua unsur tersebut menyatu, dan tidak kekurangan satu unsur pun. Berawal dari asal katanya, individu berarti in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in berarti tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu memiliki arti tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dan, dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi.

Secara biologis, manusia terdiri atas bagian-bagian pada organ dalam maupun luar, namun dilihat dari aspek kehidupannya, manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, dan tidak dapat terlepas satu sama lain. Oleh sebab itu, manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial. Hal ini disebabkan, karena semenjak manusia lahir, manusia sudah berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, terutama dengan manusia. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, dan norma sosial.

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilaian dari orang lain.

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia lain

Dengan adanya berbagai macam bentuk interaksi pada manusia, menimbulkan banyak hal baru yang didasari atas beberapa faktor, yaitu:

a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.

b. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.

d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan munculnya beragam budaya yang ada disekitar lingkungan manusia, baik budaya yang berasal dari luar maupun perluasan budaya dari dalam negeri sendiri yang telah ada sejak manusia yang terlahir sebelumnya. Kata budaya sendiri memiliki arti dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah budaya merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatu yang agung dan mahal. Karena kebudayaan itu merupakan sesuatu yang agung dan mahal, maka tugas manusia adalah menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut sebaik mungkin agar tidak pudar, dan tidak punah dimakan waktu. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu:

  • Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

  • Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

  • Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke bumi Indonesia ini semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukkan, clubbing, memakai pakaian mini, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia. Proses akulturasi di Indonesia tampaknya beralir secara simpang siur dan tidak terarah, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot(tua), tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif. Proses filtrasi perlu dilakukan sedini mungkin supaya kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan nasional bangsa kita. Tetapi bukan berarti kita harus menutup pintu akses bangsa barat yang ingin masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia berpengaruh negatif, tetapi juga ada yang memberi pengaruh positif seperti memajukan perkembangan IPTEK di Indonesia. Berikut ini merupakan dampak-dampak sosial dari masuknya kebudayaan barat ke Indonesia:

· Dampak Positif

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

· Dampak Negatif

a. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

Maka dari itu, prioritas yang perlu kita lakukan terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia adalah kita harus lebih selektif dan menyaring terhadap setiap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia.

Sumber :

·http://dahlanforum.wordpress.com/2009/10/11/kebudayaan-nasional/

·http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html